The New Encyclopedia Britannica (1990) kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan dibedakan dari rasa takut yang sebenarnya, rasa takut itu timbul karena penyebab yang jelas dan adanya fakta-fakta atau keadaan yang benar-benar membahayakan, sedangkan kecemasan timbul karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan, atau bisa juga dikatakan sebagai hasil dari rekaan, rekaan pikiran sendiri (praduga sbuyektif), dan juga suatu prasangka pribadi yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan.
Pendekatan-pendekatan kecemasan :
- Psikoanalitik menyatakan bahwa sumber-sumber kecemasan adalah adanya suatu konflik bawah sadar. Freud meyakini bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik antara dorongan-dorongan id dan desakan-desakan ego, dan superego. Dorongan ini dapat merupakan ancaman bagi setiap individu karena berlawanan dengan nilai-nilai personal dan social (Atkinson, dkk, 1983 : 431-432).
- Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiaskan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Pengertian kognitif keadaan kecemasan nonfobik menyatakan bahwa pola berpikir yang salah, terdistorsi, atau tidak produktif (counterproductive) menyertai atau mendahului perilaku maladaptive dan gangguan emosional. Subjek yang menderita gangguan kecemasan cenderung menilai lebih (overestimate) terhadap derajat bahaya dan kemungkinan bahaya di dalam situasi tertentu dan cenderung menilai rendah (underestimate) kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman yang datang kepada kesehatan fisik dan psikologisnya.
- Cara kognif yaitu dapat berubah dari rasa khawatir hingga panik, preokupasi pada bahaya yang tidak mengenakkan untuk diketahui, ketidakmampuan berkonsentrasi dan mengambil keputusan, dan sulit tidur.
- Cara motorik yaitu sering menunjukkan gerakan-gerakan tidak beratur, gemetar, individu sering menunjukkan beberapa perilaku seperti gelisah, melangkah mondar-mandir, menggigit-gigiti bibir dan kuku, dan gugup.
- Cara otomatis yaitu perubahan pada sistem saraf otonom dan sering direfleksikan dalam bentuk sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki jadi dingin, sering buang air kecil, jantung berdebar-debar, tekanan darah meningkat, keringat berlebihan, ketegangan otot dan gangguan pencernaan.
- Cara afektif yaitu seperti merasa tidak enak dan khawatir mengenai bahaya yang akan datang.
- Maramis (1990) membagi kecemasan menjadi 3 bagian :
- kecemasan yang mengambang (free floating anxiety), kecemasan yang menyerap dan tidak ada hubungannya dengan suatu pemikiran.
- Agitasi, kecemasan yang disertai kegelisahan motorik yang hebat.
- Panik, serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan dan kebingungan serta hiperaktifitas yang tidak terkontrol.
- kecemasan neurotis yang timbul karena id (rangsangan insting yang menuntut pemuasan segera) muncul sebagai suatu rangsangan yang mendorong ego untuk melakukan hel-hal yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Ciri kecemasan neurotic yang dapat dilihat dengan jelas adalah ketakutan yang tegang dan tidak rasional phobia).
- kecemasan moral, individu yang superego berkembang baik cenderung untuk merasa berdosa apabila ia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realitas karena dimasa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral dan mungkin akan mendapatkan hukuman lagi.
- kecemasan realistis, kecemasan yang timbul karena adanya ancaman dari dunia luar. Kecemasan ini sering kali di interpretasikan sebagai rasa takut. Kecemasan realistis ini adalah kecemasan yang paling pokok sedangkan dua kecemasan yang lain (neurotik dan moral) berasal dari kecemasan ini.
- Kecemasan objektif, kecemasan ini dinilai Freud sebagai suatu respon yang tidak relistik terhadap bahaya eksternal yang mulanya sama dengan rasa takut.
- kecemasan neurotis, kecemasan yang timbul dari konflik alam bawah sadar dalam diri individu karena konflik itu tidak disadari, individu tidak mengatahui alasan kecemasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar