Realistis atau pun tidak, mau diterima atau pun disanggah, kenyataan bahwa affair yang dilakukan seorang wanita dengan pria yang sudah berkeluarga, sebenarnya menjadi masalah yang sangat serius dan akan menyita tidak hanya waktu dan energi, tetapi juga seluruh kehidupan dan vitalitasnya; dan kondisi ini sering menyebabkan seorang wanita kehilangan harga diri.
Setiap affair yang dibuat pasti dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan itu sebenarnya sudah menjadi beban bagi pihak wanitanya. Alasannya mudah saja :
- Semua kegiatan harus dilakukan dan dijaga ketat kerahasiaannya, seperti kapan bertemu dan dimana tempatnya; mereka juga harus menjaga agar tidak terlihat bersama-sama di depan umum agar mengundang kecurigaan apalagi di Indonesia yang kultur adat istiadat dan keagamaannya masih kuat.
- Seorang wanita yang menjadi WIL (wanita intim lain) bagi seorang pria yang sudah berkeluarga, harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus mampu dan mau menjadi prioritas kedua setelah keluarga sang pria. Dengan demikian, ia harus mengikuti segala jadwal, kegiatan dan rencana dari pihak pria. Akibatnya, pihak wanita tersebut harus rela kehilangan kebebasan dalam mengatur waktunya sendiri karena harus menyesuaikan dengan waktu sang pria. Sang wanita harus menerima kenyataan, bahwa dirinya harus menduduki urutan ke sekian dalam kehidupan sang pria setelah anak-anaknya, istrinya dan pekerjaannya. Padahal, pekerjaan menunggu itu saja sudah menyita tidak hanya waktu namun juga energi sehingga dirinya sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitas-aktivitas yang positif atau pun terarah untuk sesuatu yang lebih baik bagi kehidupannya sendiri.
- Sekali seorang wanita mau menjadi WIL pria yang sudah berkeluarga, secara tidak disadarinya ia sudah mengorbankan pengendaliannya terhadap kehidupannya. Secara tidak disadari ia mengorbankan kebebasan diri sendiri sehingga akhirnya tidak mampu lagi mempertahankan citra bahwa dirinya dahulu wanita yang sangat penuh kendali. Kondisi ini lama kelamaan menurunkan harga dirinya. Apalagi jika sang pria tidak menepati janji misalnya untuk menceraikan istri sahnya, maka ia akan lebih merasa sakit hati dan kecewa; kecuali jika sejak awal ia sudah membatasi keterlibatan emosional secara mendalam terhadap sang pria sebagai antisipasi terhadap kekecewaan (namun seringkali bagi pihak wanita hal tersebut tidak mungkin terjadi, karena justru wanita lah yang sering melibatkan faktor emosional pada si pria).
- Banyak kenyataan menunjukkan, wanita yang terlibat affair dengan pria yang sudah berkeluarga, pada akhirnya mengalami kepahitan, kekecewaan, sakit hati, perasaan dikhianati karena dirinya sudah sangat tergantung baik secara emosional maupun secara materi dengan si pria yang sudah berkeluarga tersebut. Di lain pihak, mungkin ia sendiri juga merasa bersalah dan cemas jika ternyata berhasil memaksa si pria untuk meninggalkan keluarganya. Akhirnya, setiap saat si wanita merasakan pergumulan batin terus-menerus dan konflik yang menguras energi sehingga lama kelamaan energi negatif tersebut dapat menghancurkan kehidupan, karir, dan dirinya sendiri.
Jadi, jika ada di antara Anda yang mempunyai teman yang berselingkuh atau mungkin Anda sendiri yang sudah melangkah pada kehidupan semacam itu, coba lah untuk lebih realistis dan obyektif dalam memandang persoalan yang sedang dihadapi agar pada akhirnya apa yang dilakukan tidak merusak kehidupan kita sendiri dan kehidupan orang lain. Sebab, bagaimana pun juga bagi kaum wanita, akan lebih sulit untuk tidak melibatkan emosi secara mendalam terhadap sang pria karena memang wanita lebih sensitif dan emosional dibandingkan pria yang sering dikatakan rasional. Sebaliknya, akan lebih mudah bagi pria untuk memutuskan hubungan perselingkuhan jika pada saatnya nanti berhadapan dengan pilihan sulit atau pun sadar dengan sendirinya, karena pria seringkali tidak sampai melibatkan emosinya yang paling dalam. Namun jika ternyata dalam hubungan perselingkuhan tersebut keduanya sudah terlalu jauh baik dalam hal emosional maupun seksual, maka kondisi tersebut sudah dapat dikatakan ancaman serius bagi rumah tangga pihak yang sudah berkeluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar